Unit testing berfokus pad usaha verifikasi pada unit terkecil dari disain software – komponen atau modul software. Penggunaan diskripsi disain tingkat komponen sebagai tuntunan, jalur kendali yang penting dites untuk menemukan errors, terbatas pada modul tersebut. Kompleksitas relatif terhadap tes dan errors yang dicakup dibatasi oleh batasan-batasan dari cakupan yang telah ditetapkan pada unit testing. Unit testing berorientasi white box, dan tahapan dapat dilakukan secara paralel pada banyak komponen.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada unit testing :
- Tes yang terdapat pada unit testing
- Tes aliran data antar modul dibutuhkan sebelum inisialisasi tes lainnya.
- Pemilihan jalur eksekusi testing adalah tugas yang esensial selama unit test.
- Kesalahan komputasi yang umum terjadi
- Komparasi dan alur kendali merupakan satu kesatuan
- Batasan testing adalah tugas terakhir dari unit testing
- Disain yang baik meliputi kondisi kesalahan yang diantisipasi dan jalur penanganan kesalahan diset untuk dapat digunakan kembali atau proses pembersihan pada terminasi saat kesalahan terjadi.
Prosedur-prosedur unit test :
- Setelah kode dikembangkan, dan diverifikasi terhadap tingkat disain komponen
bersangkutan, disain test case dari unit test dimulai - Review informasi disain menyediakan tuntunan untuk menetapkan test cases agar dapat
mendekati keseluruhan cakupan kesalahan di tiap kategori sebagaimana didiskusikan
sebelumnya - Tiap test case harus dihubungkan dengan hasil yang diharapkan
- Karena komponen bukan program yang berdiri sendiri, drivers dan atau stubs software
harus dikembangkan untuk tiap unit test. - Drivers –> program utama yg menerima data test case, memasukkan data ke komponen yg dites dan mencetak hasil yg bersangkutan.
- Stubs –> untuk menggantikan modul-modul yg merupakan subordinat (dipanggil oleh) komponen yg dites.
Penerapan dari driver dan stubs dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar