Secara umum obyektifitas dari testing adalah untuk melakukan verifikasi, validasi dan deteksi error untuk menemukan masalah dan tujuan dari penemuan ini adalah untuk membenahinya.
Namun terdapat pula beberapa pendapat dari praktisi yang dapat pula dipandang sebagai bagian dari obyektifitas testing, antara lain:
- Meningkatkan kepercayaan bahwa sistem dapat digunakan dengan tingkat resiko yang dapat diterima.
- Menyediakan informasi yang dapat mencegah terulangnya error yang pernah terjadi.
- Menyediakan informasi yang membantu untuk deteksi error secara dini.
- Mencari error dan kelemahan atau keterbatasan sistem.
- Mencari sejauh apa kemampuan dari sistem.
- Menyediakan informasi untuk kualitas dari produk software.
Misi dari Tim Testing
Misi dari tim testing tidak hanya untuk melakukan testing, tapi juga untuk membantu meminimalkan resiko kegagalan proyek.
Tester mencari manifestasi masalah dari produk, masalah yang potensial, dan kehadiran dari masalah. Mereka mengeksplorasi, mengevaluasi, melacak, dan melaporkan kualitas produk, sehingga tim lainnya dari proyek dapat membuat keputusan terhadap pengembangan produk.
Penting diingat bahwa tester tidak melakukan pembenahan atau pembedahan kode, tidak mempermalukan atau melakukan komplain pada suatu individu atau tim, hanya menginformasikan.
Tester adalah individu yang memberikan hasil pengukuran dari kualitas produk.
Prinsip-Prinsip Testing
Terdapat 6 kunci prinsip-prinsip testing, yaitu:
- Testing yang komplit tidak mungkin.
- Testing merupakan pekerjaan yang kreatif dan sulit.
- Alasan yang penting diadakannya testing adalah untuk mencegah terjadinya errors.
- Testing berbasis pada resiko.
- Testing harus direncanakan.
- Testing membutuhkan independensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar